Tanaman hidroponik memang tidak diberikan tanah sebagai pemasok unsur
hara yang diperlukan tanaman. Arang sekam bakar, kerikil, pecahan
genting, pecahan batu bata, spon maupun rockwol pada tanaman hidroponik
difungsikan sebagai media tanam tempat pijakan akar tanaman dan
kemungkinan hanya sedikit menyumbang unsur yang diperlukan tanaman.
Untuk itu diperlukan larutan cairan nutrisi sebagai penyumbang unsur
yang diperlukan tanaman secara lengkap. Larutan ini bisa dibuat sendiri
atau membeli yang sudah jadi.
Di pasaran, banyak dijual bahan nutrisi hidroponik. Selain dalam
bentuk cairan di dalam botol, biasanya dikemas juga dalam bentuk butiran
dalam kantong plastik untuk memudahkan pengiriman. Setiap
tanaman sebenarnya memiliki kebutuhan akan unsur-unsur yang jumlahnya
berbeda-beda sehingga pembuatan larutan nutrisi ini seharusnya juga
disesuaikan dengan jenis tanaman. Umumnya larutan nutrisi ini dijual
dalam kemasan untuk peruntukan yang berbeda, yaitu untuk tanaman sayur
dan tanaman buah.
Sebelum diberikan pada tanaman larutan nutrisi ini harus dicairkan
dulu atau dilarutkan. Cara membuatnya tidak perlu bingung karena hampir
pasti disertakan di kemasan saat kita membeli nutrisi hidroponik ini.
Berikut ini contoh cara melarutkan nutrisi hidroponik AB mix yang
masih dalam bentuk butiran hingga menjadi larutan siap pakai. Dalam satu
paket AB mix ini ada dua kemasan yang diberi nama A dan B. Bobotnya
kurang lebih 900 gram hingga 1 kg-an. Dalam pelarutan tidak boleh
dicampur, harus sendiri-sendiri.
Siapkan kemasan AB mix yang hendak dilarut, dua buah ember atau
wadah apa saja yang dapat menampung air dan tempat penyimpanan hasil
larutan, bisa ember yang ada tutupnya atau jerigen bekas minyak goreng.
Isi ember pertama dengan air 5 liter atau 5000 mililiter. Buka
kemasan larutan A, yang berisi butiran nutrisi dan satu kemasan kecil
berisi serbuk di dalamnya. Masukkan butiran-butiran ini ke dalam air
kemudian diaduk dengan gayung atau kayu hingga terlarut semua. Simpan
hasilnya dalam jerigen yang sudah dibersihkan terlebih dahulu tentunya.
Pekatan AB mix warna coklat dan putih.
Untuk membuat larutan B, caranya juga sama. 5 liter air bersih
dituangkan dalam ember, kemudian kemasan B berikut bungkusan kecil di
dalamnya dibuka dan isinya dituang ke ke dalam ember. Aduk hingga rata.
Hasilnya disimpan dalam jerigen yang kedua.
Larutan nutrisi yang telah dibuat tadi masih bersifat pekat, untuk
pemakaiannya harus diencerkan dulu. Untuk AB mix model ini, 5 ml larutan
A dan 5 ml larutan B dicampurkan lagi ke dalam 1 liter air kemudian
diaduk rata. Larutan encer ini siap digunakan untuk nutrisi hidroponik
yang ditanam.
Untuk membuat 10 liter larutan siap pakai berarti diperlukan 50 ml
larutan pekat A dan 50 ml larutan pekat B, demikian seterusnya setiap
liter yang diperlukan dikalikan 5.
Dari 5 liter larutan pekatan A dan B ini nantinya dapat diperoleh
sebanyak 1000 liter larutan hidroponik siap pakai. Tentunya tidak semua
langsung dilarutkan, bisa sedikit-sedikit sesuai keperluan saja.
(http://daunijo.com/cara-membuat-larutan-nutrisi-hidroponik-siap-pakai/)
(http://daunijo.com/cara-membuat-larutan-nutrisi-hidroponik-siap-pakai/)
****************************************
Larutan Nutrisi Organik Tanaman Hidroponik
– Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan
unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman. Penggolongan pupuk
umumnya didasarkan pada sumber bahan yang digunakan, cara aplikasi,
bentuk, dan kandungan unsur haranya. Namun jika dilihat dari sumber
bahan yaitu organik dan anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang
terbuat dari bahan organik atau makluk hidup yang telah mati. Bahan
organic ini mengalami pembusukan oleh mikroorganisme sehingga sifat
fisik akan berbeda dari semula. Pupuk organik termasuk pupuk majemuk
lengkap karena kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur dan
mengandung unsure mikro. Berdasarkan bentuknya pupuk organik dibagi
menjadi dua, yakni pupuk cair dan padat. Pupuk cair adalah larutan yang
mudah larut berisi satu atau lebih pembawa unsur yang dibutuhkan
tanaman. Kelebihan dari pupuk cair adalah dapat memberikan hara sesuai
dengan kebutuhan tanaman. Selain itu, pemberiannya dapat lebih merata
dan kepekatannya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Pupuk organik padat berasal dari sisa
tanaman, kotoran hewan dan manusia yang berbentuk padat, seperti pupuk
kandang, pupuk hijau, kompos dan humus. Pupuk organik cair adalah
larutan dari hasil pembusukan bahanbahan organik yang berasal dari sisa
tanaman, kotoran hewan, manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari
satu unsur. Kelebihan dari pupuk organic ini adalah dapat secara cepat
mengatasi defisiensi hara, tidak bermasalah dalam pencucian hara, dan
mampu menyediakan hara secara cepat. Saat ini penggunaan pupuk organik
cair dalam teknik hidroponik juga semakin luas. Hal ini karena pupuk
organik cair dapat dipakai sebagai pengganti larutan hara dengan harga
yang lebih murah. Untuk membuat larutan nutrisi organik sama sekali
tidak menggunakan bahan kimia. Formula dasar nutrisi ini berupa bahan
organik, yaitu bahan dari penguraian sisa tumbuhan atau hewan. Semua
bahan difermentasi menjadi bokhasi (kompos super), selanjutnya bokashi
diekstrak. Hasil ekstraksi bokashi inilah yang diencerkan dengan air
menjadi larutan nutrisi organic siap pakai.
Larutan hara dengan konsentrasi tertentu
digunakan untuk menyiram tanaman. Penyiraman secara manual biasanya
menggunakan gayung atau gembor. Pada awal pertumbuhan setiap polibag
disiram dengan 100 ml larutan hara. Frekuensi penyiraman dilakukan 1-2
kali/hari. Jika tanaman mulai membesar, setiap tanaman memerlukan
sekitar 200 ml larutan hara dan dilakukan 2-3 kali/hari (Karsono et al.,
2002). Kompos merupakan hasil dari pelapukan bahan-bahan berupa
dedaunan, jerami, alang-alang, rumput, kotoran hewan, maupun sampah.
Membuat kompos berarti merangsang perkembangan bakteri (jasad-jasad
renik) untuk menghancurkan atau menguraikan bahan-bahan yang dikomposkan
sehingga terurai menjadi senyawa lain. Proses penguraian tersebut
mengubah unsur hara terikat dalam senyawa organik sukar larut menjadi
senyawa organik larut sehingga berguna bagi tanaman. Pengomposan pada
dasarnya proses dekomposisi limbah organik. Proses dekomposisi dilakukan
oleh berbagai mikroorganisme terutama bakteri dan actinomycetes. Selama
proses pengomposan, mikroorganisme menguraikan bahan organik dan
menghasilkan berbagai produk seperti Karbondioksida, air, pelepasan
panas dan produksi senyawa organik (humus). Komunitas mikroorganisme
berbeda pada setiap fase pengomposan. Dekomposisi awal dilakukan oleh
mikroorganisme mesofilik. Pelepasan panas menyebabkan peningkatan suhu
yang cepat. Ketika suhu naik di atas 400C, mikroorganisme mesofilik
menjadi kurang kompetitif dan digantikan oleh organisme termofilik. Pada
suhu di atas 550C, banyak mikroorganisme yang mengurai. Selama fase
termofilik, suhu tinggi mempercepat pemecahan protein, lemak dan
karbohidrat kompleks seperti selulosa dan hemiselulosa. Mikroba
menguraikan bahan organik dan menghasilkan produk seperti Karbon,
Nitrogen dan energi serta nutrisi lainnya.
Pengomposan dapat terjadi secara aerobik
maupun anaerobik. Pengomposan anaerobik merupakan modifikasi biologi
pada struktur kimia dan biologi bahan organik tanpa kehadiran O2 (hampa
udara). Proses pengomposan secara anaerobik akan menghasilkan metana
(alkohol), CO2 dan senyawa lain seperti asam organik yang memiliki berat
mlekul rendah (asam asetat, asam propionat, asam butirat, dan asam
laktat). Proses aerob umumnya dapat menimbulakan bau tajam. Sisa hasil
pengomposan anaerob berupa lumpur yang mengandung air sebanyak 60%
dengan warna coklat gelap sampai hitam.
Tapak liman (Elephantophus scaber L.)
tumbuh di atas dataran rumput, di pinggir jalan, tanggul dan di pinggir
hutan hingga di ketinggian 1200 m dari permukaan laut. Tapak liman
merupakan tanaman jenis rumput-rumputan yang tumbuh sepanjang tahun,
berdiri tegak, berdaun hijau tua. Daun berkumpul membentuk karangan di
dekat akar-akar, dengan tangkai yang pendek, bentuknya panjang sampai
bundar telur, berbulu.
Pemanfaatan pupuk kandang atau pupuk
organik padat menyulitkan aplikasinya di lapang, karena jumlah yang
diberikan harus banyak sehingga membutuhkan banyak tenaga. Dengan
teknologi, kotoran ternak dapat diproses menjadi pupuk organik cair yang
mengandung hara tinggi serta lebih mudah dan murah dalam aplikasinya di
lapang. Salah satu upaya untuk meningkatkan kandungan hara pada pupuk
kandang adalah dengan mengolahnya menjadi pupuk cair. Inovasi teknologi
pupuk cair dengan kandungan hara tinggi berbahan limbah kandang ternak
terbagi atas pupuk cair dari urine (biourine) dan pupuk cair dari
kotoran ternak yang padat (biokultur).
Salah satu ternak yang cukup berpotensi
sebagai sumber pupuk organic adalah kambing. Kotoran kambing mengandung
bahan organik yang dapat menyediakan zat hara bagi tanaman melalui
proses penguraian (dekomposisi). Proses ini terjadi secara bertahap
dengan melepaskan bahan organik yang sederhana untuk pertumbuhan
tanaman. Feses kambing mengandung sedikit air sehingga mudah diurai.
Tekstur dari kotoran kambing adalah khas, karena berbentuk
butiranbutiran yang agak sukar dipecah secara fisik sehingga sangat
berpengaruh pada proses dekomposisi dan proses penyediaan haranya, nilai
rasio C/N pupuk kambing umumnya masih diatas 30. Pupuk yang baik harus
mempunyai rasio C/N < 20, sehingga pupuk kambing lebih baik bila
dikomposkan terlebih dahulu. Kadar air pupuk kandang kambing lebih
rendah dari pupuk kandang sapi dan sedikit lebih tinggi dari pupuk
kandang ayam.
Kandungan hara pupuk kandang kambing
mengandung Kalium yang relative lebih tinggi dari pupuk kandang lainnya.
Sementara kadar N dan P hampir sama dengan pupuk kandang lainnya.
Selain unsur hara makro, kotoran kambing juga menyediakan unsur-unsur
mikro seperti Mn, Zn dan Cu yang dibutuhkan oleh tanaman.[tk] (http://www.tipsberkebun.com/larutan-nutrisi-organik-tanaman-hidroponik.html)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar