Hidroponik adalah sebutan untuk teknik menanam tanpa tanah. Media
tanam (tempat tumbuhnya tanaman) bisa berupa arang sekam (sekam bakar),
sabut kelapa, rockwool,
pasir, dan bahan lainnya selain tanah. Apapun media tanamnya, semua
model hidroponik membutuhkan cairan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan
makanan dan air bagi tanaman.
Mencoba model paling sederhana
Ada beragam teknik bertanam hidroponik. Beberapa di antaranya
membutuhkan biaya yang lumayan besar, karena perlu membeli berbagai
perlengkapan pendukung yang kompleks. Bagi para pemula hal itu biasanya
akan memberatkan, dan justru membuatnya urung untuk memulai. Oleh karena
itu, di dalam panduan ringkas ini saya hanya akan membahas tentang
hidroponik paling sederhana, menggunakan alat dan bahan yang juga
sederhana. Insya Allah lebih ramah lingkungan karena sebagian besarnya
menggunakan peralatan hasil reuse dari barang bekas.
HIDROPONIK SISTEM WICK (SUMBU)
Teknik hidroponik sistem wick merupakan cara yang paling sederhana di
antara banyak teknik lainnya. Bahan baku mudah didapat dan mudah juga
cara perawatannya. Berikut ini hal-hal yang perlu dilakukan:
Melarutkan nutrisi
Untuk menunjang pertumbuhan tanaman dalam sistem hidroponik, maka
dibutuhkan cairan nutrisi. Saat ini cairan nutrisi yang lebih dikenal
dan lebih mudah diperoleh masih berasal dari campuran bahan-bahan kimia
sintetis. Masih sedikit informasi yang bisa kita peroleh tentang cairan
nutrisi organik. Karena itu, untuk sementara akan kita gunakan nutrisi
siap pakai saja. Mudah-mudahan kelak ada kabar baik dari para praktisi
hidroponik tentang nutrisi organik.
Bentuk Nutrisi Di Pasaran
1. Berupa butiran “garam-garaman”
Biasanya, nutrisi jenis ini lebih murah harganya, tapi kita perlu
melarutkan terlebih dulu bahan bakunya sehingga menjadi cairan pekatan.
Harga nutrisi berkisar antara Rp. 19.000 – Rp. 20.000. Bisa diperoleh di
toko pertanian online.
2. Berupa cairan siap pakai
Nutrisi siap pakai sebenarnya hampir sama dengan nutrisi garam-garaman.
Bedanya, kita tidak perlu lagi melarutkannya menjadi cairan dan harganya
sedikit lebih mahal. Dari survey yang saya lakukan, harga nutrisi
sekitar Rp. 29.000 dan mungkin ada juga yang lebih mahal, tergantung
merek.
Melarutkan Nutrisi Garam-garaman
Jika nutrisi yang akan kita gunakan adalah jenis garam-garaman, inilah cara melarutkannya:
1. Siapkan 2 botol plastik bekas ukuran 600 ml, beri label A dan B untuk membedakannya.
2. Siapkan corong dan pengaduk
3. Siapkan Air 1 liter.
4. Siapkan wadah plastik/baskom kecil yang bisa memuat air 1 liter
5. Buka kemasan nutrisi. Perhatikan di dalamnya terdiri atas 2 bungkus.
Bungkus pertama bertuliskan A dan bungkus kedua bertuliskan B
6. Tahap pelarutan nutrisi:
a. Keluarkan garam-garaman nutrisi dari bungkus bertuliskan A, lalu
masukkan ke dalam baskom semuanya (termasuk isi kemasan yang berwarna
hijau).
b. Tuangkan air 500 ml ke dalam baskom lalu kucek dengan pengaduk sampai larut.
c. Setelah garam-garaman larut sempurna, tuangkan ke dalam botol plastik berlabel A menggunakan corong, lalu tutup.
d. Lakukan cara yang sama untuk melarutkan nutrisi dalam kemasan
berlabel B. Jangan lupa cuci terlebih dahulu baskom yang sebelumnya
digunakan untuk melarutkan nutrisi berlabel A.
e. Nutrisi di dalam kedua botol ini adalah biang. Dalam tahap
berikutnya, ketika akan digunakan, biang nutrisi perlu dicampur air lagi
dengan perbandingan 5 ml : 1 liter air biasa.
Menyiapkan wadah dan media tanam
Alat & bahan yang diperlukan:
1. Botol bekas air mineral ukuran 600 ml atau 1500 ml
2. Arang sekam/pasir
3. Kain flanel (gunting seukuran kurang lebih: lebar = 2 cm dan panjang= 15 cm)
4. Gunting
Cara membuatnya:
1. Potong/gunting botol air mineral menjadi 2 bagian sama besar.
2. Buka tutup botol lalu lubangi menggunakan gunting.
3. Masukkan satu helai kain flanel ke dalam tutup botol, sehingga salah satu ujungnya menjulur.
4. Pasang kembali tutup botol.
5. Masukkan arang sekam ke dalam potongan botol yang bertutup.
6. Letakkan wadah yang sudah berisi arang sekam tersebut di atas potongan botol lainnya sehingga posisinya bertumpuk.
7. Potongan botol bagian bawah nantinya akan diisi cairan nutrisi.
Menyemai dan Menanam
Alat dan perlengkapan yang dibutuhkan:
1. Pot/wadah yang sudah berlubang di bagian bawahnya
2. Media semai.
Pilihan 1: campuran tanah + arang sekam + pupuk kandang halus
Pilihan 2: rockwool
3. Benih sayuran, misalnya: bayam, pakchoy, sawi, kangkung, dll
4. Sprayer untuk membasahi media tanam
Cara menyemai dengan media tanam Pilihan 1:
1. Masukkan media tanam ke dalam pot
2. Siram media tanam dengan bantuan sprayer sampai benar-benar basah.
3. Taburkan benih di atas media tanam lalu taburi permukaannya dengan sedikit media tanam kering supaya benih tertimbun.
4. Semprot permukaan pot supaya benih juga tersirami.
5. Tutup wadah semai dengan plastik hitam selama 2 – 3 hari, tapi diusahakan tetap disiram 1x per hari.
6. Setelah benih tumbuh, plastik penutup bisa dibuka dan letakkan wadah
semai di tempat yang terkena cahaya matahari, minimal 4 jam sehari.
7. Setelah berdaun 4 helai, bibit tanaman siap dipindahkan ke wadah tanam hidroponik.
Memindahkan Tanaman
Persiapan
1. Siapkan wadah tanam yang sudah diisi sekam.
2. Larutkan biang nutrisi dengan perbandingan 5ml : 1 ltr air biasa.
3. Tuangkan cairan nutrisi ke dalam potongan botol bagian bawah sehingga memenuhi ½ bagiannya.
Menanam
1. Gali bibit dari wadah semai dengan menggunakan stik es krim atau
sendok kecil. Gali agak dalam supaya akar tanaman terambil semuanya.
2. Buat lubang di permukaan sekam, dalam wadah tanam.
3. Masukkan bibit yang sudah digali ke dalam lubang tersebut, lalu timbun lagi sehingga tertutup kembali.
4. Letakkan wadah tanam di atas potongan botol yang sudah diberi cairan nutrisi.
5. Siram dengan sedikit nutrisi di atasnya agar tanaman mendapatkan air sebelum akarnya mengisap cairan nutrisi melalui sumbu.
6. Demikian untuk bibit-bibit selanjutnya lakukan proses yang sama.
7. Letakkan wadah-wadah tanam dalam sebuah kotak atau keranjang persegi yang agak besar agar lebih kokoh berdiri.
8. Simpan kotak berisi wadah-wadah tanaman itu di tempat yang terkena
cahaya matahari, namun ternaungi, agar tanaman tidak terkena hujan.
Perawatan
1. Periksa cairan nutrisi setiap 3 hari sekali. Jika ternyata cairan
mulai berkurang, itu berarti akar tanaman menyerap dengan baik. Ketika
cairan tinggal sedikit, maka buatlah larutan baru dari biang nutrisi,
untuk kemudian dituangkan ke dalam botol-botol yang sudah terlihat
kosong tersebut.
2. Kadang-kadang tanaman hidroponik juga disambangi ulat, jika
diletakkan di luar ruangan. Karena itu, buanglah segera ulat-ulat
tersebut secara manual supaya tidak menghabiskan tanaman lainnya.
3. Perbandingan biang nutrisi dengan air bisa ditambah jika tanaman
sudah berusia 2 – 3 minggu sejak ditanam di wadah tanam. Contoh
perbandingan: 7 – 10 ml biang nutrisi : 1 liter air.
4. Tanaman bisa dipanen sekitar 4-6 minggu sejak ditanam di wadah tanam.
Demikian panduan sederhana ini saya haturkan. Semoga bermanfaat.
Sumber : http://tamanlestari.com/hidroponik-murah-ramah-lingkungan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar