Rabu, 10 Februari 2016

Tabulampot Cabe

Selain dari segi estetika, bertanam tabulampot cabe juga menguntungkan dari segi gizi dan ekonomi. Kenapa? Salah satu produk pertanian yang harganya tergolong produktif adalah cabe. Tapi, lain soal jika kita bertanam cabe dalam pot atau yang lebih akrab disebut tabulampot cabe. Jumlahnya terbatas, dan karena itu risikonya lebih kecil. Selain itu, banyak hal yang dapat dipetik dari tabulampot cabe. Dari segi estetika, misalnya, bisa menambah keindahan halaman rumah atau teras. Tidak percaya? Coba buat beberapa tabulampot cabe dan satu tanaman hias yang daunnya besar dan hijau. Letakkan tabulampot cabe mengelilingi tanaman hias tersebut. Indah sekali! Dari segi gizi, bisa memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Pedasnya cabe dapat memperlancar sirkulasi darah ke jantung. Pasalnya, rasa pedas akan membuat suhu tubuh meningkat, sehingga metabolisme pun meningkat, sehingga aliran darah bertambah kencang.
TAK SULIT Kita kenal sekurang-kurangnya ada 2 jenis cabe, yakni cabe kecil (Capsicum frustencens) dan cabe besar (Capsicum annum). Contoh cabe kecil adalah cabe rawit, bolivian yang mampu hidup selama 3 tahun dengan produksi nonstop. Sedangkan cabe besar, seperti cabe hero, cabe hotbeauty, cabe keriting, dan cabe hibrida lainnya, tergolong tanaman semusim, dan karena itu sekali berbuah sudah selesai. Nah, jika Anda ingin bertambulampot cabe, sebaiknya cobalah buat sendiri benihnya. Bagaimana caranya?

1. Memilih Benih Dapatkan buah cabe yang benar- benar matang, segar, sehat, dan bentuknya sempurna. Irislah daging buah memanjang, lalu keluarkan biji- bijinya. Cuci bersih dan keringanginkan. Pilihlah biji yang bentuk, ukuran, dan warnanya seragam. Tidak keriput, kulit cerah. Nah, biji-biji inilah yang disiapkan untuk benih.
2. Menyiapkan Media Semai Sekitar seminggu sebelum benih disemaikan, siapkan media semainya. Biasanya berupa wadah “ceper”, terbuat dari kayu, dan bagian dasarnya berlubang untuk pembuangan air. Berilah campuran tanah subur, pasir, dan pupuk kandang (1 : 1 : 1) serta tambahkan pupuk NPK yang dihaluskan.
3. Menyemai Benih Sebelum benih disemaikan, rendam lebih dulu dalam air hangat selama 2 - 3 jam. Jika diperoleh benih yang mengapung atau melayang, buang saja. Gunakan benih yang tenggelam. Selanjutnya, tebarlah benih dengan jarak 3 - 4 cm, lalu kerudungi dengan plastik, dan letakkan di tempat teduh. Saban hari, buka kerudung untuk dilakukan penyiraman. Sekitar 3 - 7 hari kemudian, benih mulai berkecambah, dan kerudung sudah tidak dipakai lagi. Tapi, tetaplah rajin menyiram setiap pagi.
4. Memindahkan Polibag Ketika bibit sudah memiliki 2 - 3 helai daun (atau berumur seminggu), sebaiknya pindahkan ke polibag (ukuran 10 - 15 cm) yang telah berisi campuran tanah subur, pasir, dan pupuk kandang (1 : 1 : 1). Cara memindahkan bibit dari media semai ke polibag adalah dengan dicongkel ke atas bersama akarnya, lalu tanam ke dalam polibag.
5. Merawat dan Pindahkan ke Pot Lakukan perawatan, seperti penyiraman, penyiangan, dan pemupukan. Pada umur semai 2 - 3 minggu dapat diberi tambahan gizi berupa pupuk daun. Setelah bibit berumur 4 - 5 minggu atau berdaun lebih dari 5 helai, pindahkan ke pot.

LAKUKAN PEREMPELAN Agar tabulampot cabe dapat tampil subur dan buahnya ranum memikat
hati, ada beberapa cara yang bisa Anda ikuti.
1. Pot dan Media Siapkan pot yang bergaris tengah sekurang-kurangnya 15 cm. Pilihan media cukup banyak, antara lain abu sekam dan pupuk kandang (1 : 1), tanah subur, pasir, dan pupuk kandang (1 : 1 : 1). Tambahkan TSP dan KCI ke dalam campuran media tersebut. Selanjutnya, bagian dasar pot diberi selapis pecahan bata merah, dan beri media tanam hingga 3 - 5 cm dari bibir pot.
2. Tanam dan Siram Keluarkan bibit dari polibag, dan ikutkan sebagian tanahnya. Lalu, tanam bibit tersebut, dan padatkan permukaan media. Usahakan pada fase awal terkena langsung sinar matahari di pagi hari, namun hindarkan dari cahaya matahari siang terik. Jangan lupa, rajin-rajinlah menyiram.
3. Sering dipupuk Mengingat tabulampot cabe wadahnya terbatas, berikan pupuk yang habis tercuci pada saat penyiraman. Atau larutkan pupuk tersebut dalam air. Misalnya pada fase pertumbuhan vegetatif, berilah 10 gram Urea yang dilarutkan dalam 10 liter air. Lalu pada fase generatif (pembentukan bunga dan buah), berikan campuran Urea, TSP dan KCI (1 : 2 : 1) sebanyak 3 gram/liter air. Waktu pemupukan sesering mungkin, yakni sekitar 2 - 3 mingu sekali. Di samping itu, ada baiknya juga pupuk daun pada umur 10 - 14 hari, dan semprotkan pada bagian bawah daun.
4. Pasanglah Ajir Agar batang cabe bisa berdiri kokoh, bantulah dengan ajir. Caranya, pasang miring ajir membentuk sudut 45 derajat dengan batang cabe.
5. Rajinlah Merempel Kegiatan merempel adalah khas untuk tanaman cabe. Ada 3 model perempelan, yakni perempelan runas samping, perempelan bunga, dan perempelan daun. Acapkali, pada tanaman cabe terdapat tunas-tunas samping yang tumbuh justru ketika tanaman belum memasuki fase pembungaan. Karena itu, tunas samping harus dirempel, dan biasanya dilakukan 2 - 3 kali. Di samping itu, tak ada jeleknya bunga pertama dan bunga kedua dirempel pula. Kenapa? Agar diperoleh mutu buah yang baik dan produktivitasnya tinggi. Juga, lakukan perempelan daun-daun yang tumbuh di bawah cabang utama ketika tanaman minimal telah berumur 2,5 bulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar